Social Icons

Pages

Friday, September 20, 2013

Bila Tukang Tidur Berdoa



Bila Tukang Tidur Berdoa

            Pasti sedang tidur ! Tak salah, dia memang sudah tidur. “ Tidur Lagi.” Begitu alasan setiap kali ditanya. Jawaban yang tak pernah berubah meski berpuluh kali pertanyaan diajukan padanya.
            “ lu mau kuliah, apa mau tidur ?”
Dia hanya mengeluh, menggeliat, lalu berganti posisi tubuh dari miring ke kanan, miring kekiri. Sedikit gerak ekstra merapikan tas punggungnya yang berubah jadi bantal. Mencari posisi yang paling enak untuk menaruh kepalanya. Berikutnya ya lanjut lagi.
            “ mushola bukan tempat buat tidur !”
            “ Udah tau !”
            “ Kok nekat ?”
            “ Mushola juga bukan tempat transaksi foto copy  an !”

Hmm…. Ahmad tak berkutik, juga tak lagi mengusik. Ahmad hanya membatin dan membereskan berkas-berkas titipan teman kampusnya.

            Dia adalah sahabat Ahmad, asyik, easy going, cuek dan sedikit punya otak. “tapi jarang digunakan !’ kilahnya. Ahmad banyak belajar darinya, laki-laki yang selalu tidur dulu sebelum kuliah dimulai ! Ya, benar-benar tidur. Hingga bising orang melintas lalu lalang atau berhajat shalat dhuha membangunkannya. Laki-laki yang kadang-kadang ditengah perkuliahan mengangkat tangan untuk ijin keluar, lalu tak kunjung kembali. Ya, karena dia memilih tidur lagi di mushola.
            Ahmad sampai hapal betul farafnya ! karena sering kali ahmad harus memaraf absensinya dan membawakan tasnya yang ditinggal begitu saja di kelas. Ahmad kehabisan gelengan kepala untuk tabiatnya ia menggugat sahabatnya itu. “ lu masuk mushola tidur di mushola. Baca doa gak ? ‘ jawabnya…. Hanya tersenyum.
****
Itu dulu…….
Sekarang Ahmad menjumpainya sebagai laki-laki yang nyaris tak pernah tidur. Ahmad bingung, kapan dia tidur !. lalu Ahmad menjenguknya ke rumah. Koleksi bukunya banyak dan semakin banyak saja. Artinya dia punya banyak waktu untk membaca. Ahmad mengikuti pergaulannya, jelajah sosialnya menembus segala strata. Dari yang remeh-remeh hingga forum pemikiran yang serius. Ahmad dibuat tidak tidak bisa tidur dibuatnya.
“kapan tidurnya, lu ?”
“ Kalo ngantuk aja !”
            Jawaban macam apa itu ?! piker Ahmad. Tapi ia benar juga. Ngapain tidur kalau engga ngantuk. Apa nikmatnya tidur tanpa kantuk. Aku mencari jawaban seriusnya. Dia tertawa, ‘ kalo tidur mulu, ilang sepertiga umur kita !”. Aku terperangah, apakah dia mengigau ? ataukah ia kehilangan ingatan saat kuliah dulu ?. OMG ! Sekarang dia benar-benar sudah berubah. Tong***

            Alhamdulillah, kehidupan gue dicukupi. Katanya. Masih slengean seperti dulu. Bedanya suaranya semakin berat dan mantap ! Ahmad melihatnya nyaris tanpa beban menjalani kehidupan yang buat banyak orang lain berat. Dia enjoy, nothing to lose. Dan tetap easy going.
            “ Ada ya syukur, tidak ada ya udah ! usaha lagi, emang belon jatahnya !” celotehnya.
            Ahmad terpaksa tak bisa menggelengkan kepala lagi. Ahmad mungkin tak mengikuti proses panjang pematangannya. Tapi ahmad melihat hasil dari proses perubahan diri yang pasti tidak ringan dan sangat panjang. Laki-laki yang tukang tidur itu dulu kini laki-laki yang penuh syukur. Dia mengutip ayat, “ dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.”

            Ahmad semakin terlunta-lunta mengikutinya. Ahmad mendapatkan semua materi itu dalam berbagai kajian, berbagai forum pengajian, tapi ahmad tertinggal langkah dalam pencapaian. Ahmad bisa bicara dan biasa bicara tentang keshalehan dan mujarab doa. Sungguh, dia tidur saat aku sedang duduk melingkar mengkaji hakikat keshalehan dalam kekinian. Ternyata, dalam tidur ia mendengar ! Dan ketika bangun. Dia mengamalkan.
            “ Jangan menganggap diri kita paling menderita !” Lihatlah orang yang lebih susah dan kurang beruntung, masih lebih banyak !,” ujarnya.
            “Allah member cobaan kan udah ditakar, nggak Cuma minyak aja yang ditakar !”.

Subhanallah……..
Lelaki tukang tidur itu sekarang jarang tidur. Dia tak pernah meragukan keajaiban sebuah do’a. kemakburannya dia yakini benar. Hanya eksekusinya saja yang menunggu waktu. Dia paham betul, ada do’a yang seketika dikabulkan, ada yang ditunda sampai waktu yang tepat tiba. Dan adapula yang disimpan untuk hadiah akhirat kelak.

No comments:

Post a Comment