Bila Tukang Tidur Berdoa
Pasti sedang tidur ! Tak salah, dia
memang sudah tidur. “ Tidur Lagi.” Begitu alasan setiap kali ditanya. Jawaban
yang tak pernah berubah meski berpuluh kali pertanyaan diajukan padanya.
“ lu mau kuliah, apa mau tidur ?”
Dia hanya mengeluh,
menggeliat, lalu berganti posisi tubuh dari miring ke kanan, miring kekiri.
Sedikit gerak ekstra merapikan tas punggungnya yang berubah jadi bantal.
Mencari posisi yang paling enak untuk menaruh kepalanya. Berikutnya ya lanjut
lagi.
“ mushola bukan tempat buat tidur !”
“ Udah tau !”
“ Kok nekat ?”
Hmm…. Ahmad tak
berkutik, juga tak lagi mengusik. Ahmad hanya membatin dan membereskan
berkas-berkas titipan teman kampusnya.
Dia adalah sahabat Ahmad, asyik,
easy going, cuek dan sedikit punya otak. “tapi jarang digunakan !’ kilahnya.
Ahmad banyak belajar darinya, laki-laki yang selalu tidur dulu sebelum kuliah
dimulai ! Ya, benar-benar tidur. Hingga bising orang melintas lalu lalang atau
berhajat shalat dhuha membangunkannya. Laki-laki yang kadang-kadang ditengah
perkuliahan mengangkat tangan untuk ijin keluar, lalu tak kunjung kembali. Ya,
karena dia memilih tidur lagi di mushola.
Ahmad sampai hapal betul farafnya !
karena sering kali ahmad harus memaraf absensinya dan membawakan tasnya yang
ditinggal begitu saja di kelas. Ahmad kehabisan gelengan kepala untuk tabiatnya
ia menggugat sahabatnya itu. “ lu masuk mushola tidur di mushola. Baca doa gak
? ‘ jawabnya…. Hanya tersenyum.
****
Itu dulu…….
Sekarang Ahmad menjumpainya sebagai laki-laki yang
nyaris tak pernah tidur. Ahmad bingung, kapan dia tidur !. lalu Ahmad
menjenguknya ke rumah. Koleksi bukunya banyak dan semakin banyak saja. Artinya
dia punya banyak waktu untk membaca. Ahmad mengikuti pergaulannya, jelajah
sosialnya menembus segala strata. Dari yang remeh-remeh hingga forum pemikiran
yang serius. Ahmad dibuat tidak tidak bisa tidur dibuatnya.
“kapan tidurnya, lu ?”
“ Kalo ngantuk aja !”
Jawaban macam apa itu ?! piker Ahmad.
Tapi ia benar juga. Ngapain tidur kalau engga ngantuk. Apa nikmatnya tidur
tanpa kantuk. Aku mencari jawaban seriusnya. Dia tertawa, ‘ kalo tidur mulu,
ilang sepertiga umur kita !”. Aku terperangah, apakah dia mengigau ? ataukah ia
kehilangan ingatan saat kuliah dulu ?. OMG ! Sekarang dia benar-benar sudah
berubah. Tong***
Alhamdulillah,
kehidupan gue dicukupi. Katanya. Masih slengean seperti dulu. Bedanya suaranya
semakin berat dan mantap ! Ahmad melihatnya nyaris tanpa beban menjalani
kehidupan yang buat banyak orang lain berat. Dia enjoy, nothing to lose. Dan
tetap easy going.
“ Ada ya
syukur, tidak ada ya udah ! usaha lagi, emang belon jatahnya !” celotehnya.
Ahmad terpaksa tak bisa menggelengkan
kepala lagi. Ahmad mungkin tak mengikuti proses panjang pematangannya. Tapi
ahmad melihat hasil dari proses perubahan diri yang pasti tidak ringan dan
sangat panjang. Laki-laki yang tukang tidur itu dulu kini laki-laki yang penuh
syukur. Dia mengutip ayat, “ dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah
niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.”
Ahmad
semakin terlunta-lunta mengikutinya. Ahmad mendapatkan semua materi itu dalam
berbagai kajian, berbagai forum pengajian, tapi ahmad tertinggal langkah dalam
pencapaian. Ahmad bisa bicara dan biasa bicara tentang keshalehan dan mujarab
doa. Sungguh, dia tidur saat aku sedang duduk melingkar mengkaji hakikat
keshalehan dalam kekinian. Ternyata, dalam tidur ia mendengar ! Dan ketika
bangun. Dia mengamalkan.
“ Jangan
menganggap diri kita paling menderita !” Lihatlah orang yang lebih susah dan
kurang beruntung, masih lebih banyak !,” ujarnya.
“Allah
member cobaan kan udah ditakar, nggak Cuma minyak aja yang ditakar !”.
Subhanallah……..
Lelaki tukang tidur itu sekarang jarang tidur. Dia tak
pernah meragukan keajaiban sebuah do’a. kemakburannya dia yakini benar. Hanya
eksekusinya saja yang menunggu waktu. Dia paham betul, ada do’a yang seketika
dikabulkan, ada yang ditunda sampai waktu yang tepat tiba. Dan adapula yang
disimpan untuk hadiah akhirat kelak.
No comments:
Post a Comment