Social Icons

Pages

Friday, September 20, 2013

Cinta Yang Terpendam



CINTA YANG TERPENDAM


            Hari ini Senin yang begitu melelahkan, namun langkah kaki dinda tetap melangkah menuju ke Sekolahan. Keramaian terdengar dari sebuah ruang kelas, para siswa saling berbagi cerita mengenai libur panjangnya kemarin. Sesampainya diruang kelas, Rika, Ayu, dan Eka menghampiri dinda .
“Hei din, gimana liburan kamu kemarin?”Tanya ayu
“Enggak begitu mengesankan kok, aku lebih banyak dirumah”kata Dinda
Ketika mereka bercakap-cakap, bel masuk pun berbunyi. Para siswa mulai memasuki kelas. Beberapa saat kemudian, bu Eka, guru kesenian itu pun masuk ke kelas untuk mengajar.
“Anak-anak, hari ini ibu akan membagi beberapa kelompok untuk tugas MID kalian, yaitu membuat prakarya dari barang-barang bekas”.ujar bu Eka

Setelah membagi tiap-tiap kelompok, ternyata dinda dan ketiga sahabatnya itu satu kelompok yang terdiri dari enam orang diantaranya dua orang laki-laki. Wajah dinda pun tiba-tiba memerah, ternyata selama ini dia menyimpan perasaan yang lebih terhadap salah satu teman laki-laki di kelompoknya itu, yang bernama Dika. Dan hal itu pun ,tidak pernah iya ceritakan pada ketiga sahabatnya.
            Ketika jam pelajaran pertama berakhir, sesaat kemudian Dika pun menghampiri Dinda untuk menanyakan sesuatu. “din gimana tugas kelompok kita ini, kita mau kerja kelompok dirumah siapa?”.
Perasaan Dinda pun semakin tidak karuan, sehingga dia menjawab sampai terbata-bata.”hmmm gimana kalau dirumah Bayu saja, dia kan sedang tinggal sendiri minggu ini, karena orang tua nya sedang pergi keluar kota. Jadi kita tidak akan merepotkan orang lain juga”.
“iya-iya kami setuju din”.seru teman-temanya yang lain
“baiklah, waktunya hari minggu ya teman-teman” kata dika
Waktu pun berlalu dengan cepat, hari minggu itu pun tiba. Dinda bersiap-siap untuk pergi kerumah Bayu untuk kerja kelompok disana. Setibanya dirumah Bayu, Dinda melihat Bayu sedang asik berbincang-bincang dengan Dika. Ternyata Dika sudah lebih dulu sampai di rumah Bayu.
“Assalamuallaikum” ucap dinda
“walaikumsallam” balas bayu dan dika
Dinda pun dipersilahkan masuk oleh Bayu, dan Dinda duduk berdepanan dengan Dika, Dinda tidak berani menatap kearah Dika, jadi dia lebih banyak menunduk pada saat itu. Dia mulai menyukai Dika sejak awal pertama mereka bertemu di kelas tujuh. Awalnya Dinda hanya sekedar mengagumi Dika, karena dia suka dengan kepribadian atau pun sikap Dika yang ramah, pintar dan juga baik. Namun seiringnya waktu Dinda merasakan bahwa ada perasaan yang lebih terhadap Dika. Namun hal itu tidak pernah dia ungkapkan, karena menurutnya yang lebih pantas mengungkapkan lebih dulu itu adalah laki-laki.
            Ditengah lamunnya, Dika mengagetkan Dinda “hei Din, diam aja kamu?”
Dinda tersenyum “hehehe maaf-maaf dik”. Beberapa saat kemudian, teman-temannya yang lain pun datang. “Assalamuallaikum”sahut teman-temannya
“walaikumsallam, silahkan masuk teman-teman”ujar bayu
Setelah semuanya datang, mereka pun mengerjakan tugas mereka itu.
            Dua minggu kemudian, disekolah para siswa sedang mengikuti ulangan semester genap. Ruang kelas terasa sunyi, karena para siswa sedang fokus dalam menjawab soal tersebut. Waktu pukul Sembilan pun berbunyi, pertanda ulangan pertama telah berakhir, semua siswa beristirahat keluar, ada yang pergi kekantin, ada yang berbincang-bincang dan ada pula yang hanya di dalam kelas. Suasana yang sunyi tadi telah berubah menjadi keramaian.
            Selagi membereskan peralatan tulisnya, Dinda dan sahabatnya berbincang-bincang di dalam kelas. “ eh teman-teman ,sebentar lagi kita akan naik ke kelas  Sembilan nih, dan ada kemungkinan kita akan beda kelas nantinya”ujar Ayu
“iya yah, sedih banget kalau harus berpisah dengan kalian, meski pun itu hanya pisah kelas aja, tapi akan jarang bersama”. Kata dinda
“sudah-sudah, yang penting kita tetap bersahabat kok, yok kita ke kantin!” sahut rika
            Keesokan harinya,ulangan pun berlangsung dengan lancer, sampai dengan ulangan terakhir. Dan tiba waktunya ,saat-saat menegangkan bagi para siswa , yaitu hari pembagian rapor yang di laksanakan pada hari sabtu. Sebelum masuk ke acara inti, diawali dahulu dengan pidato kepala sekolah, yaitu bapak Murti. Kemudian barulah pengumuman Juara umum dari kelas tujuh sampai kelas Sembilan. Dan ternyata Dika menjadi juara umum ketiga, semua teman-teman sekelasnya mengucapkan selamat padanya, namun dinda yang pemalu itu, tidak berani untuk mengucapkan hal itu.
            Setelah pembagian rapor, para siswa mendapat liburan selama tiga minggu, hal itu pun menambah keceriaan mereka. Dinda akan menghabiskan waktu liburannya di Bandung ,tempat neneknya.dan Dika akan mengunjungi kakaknya yang bersekolah di Semarang. Sepulang sekolah, di parkiran Dinda bertemu dengan Dika “din, kamu dapat peringkat berapa tadi?” ujar dika
“aku dapat peringkat empat  dik” jawab dinda
“selamat ya din, pertahankan ya” ucap dika
Dinda pun tersenyum dan dia pun memberanikan untuk mengucapakan selamat kepada Dika “kamu juga selamat ya dik, kamu hebat banget, semoga kamu tetap bisa seperti ini terus ya”.
“maksud kamu din?” sahut dika dengan wajah bingung
“hmmm enggak apa-apa kok dik, ya sudah ya, aku pulang dulu ya” kata dinda. Sambil salah tingkah karena ucapan nya itu.
            Tiga minggu pun berlalu, para siswa masuk kembali ke sekolah , seperti tahun-tahun yang lalu tiap tahun ajaran baru, para siswa akan di atur lagi kelas-kelasnya, jadi mereka akan ada yang tidak satu kelas lagi dengan teman-teman lamanya di kelas sebelumnya. Dan ternyata , Dinda masuk di kelas Sembilan tiga dan dia masih satu kelas dengan Eka, namun harus berpisah dengan Rika dan Ayu.serta  berbeda kelas pula dengan Dika. Dikelas barunya itu, Dinda juga mendapat sahabat baru, yang bernama Ria, Ratna dan Tata.
Semenjak kelas Sembilan, Dinda jadi jarang bertemu dengan Dika, dikarenakan kelas mereka yang berjahuan dan juga Karen a ketidakberanian Dinda yang jadi penghalang. Namun di kelas ini dinda lebih berani bercerita tentang Dika dengan sahabat barunya itu, namun tidak dengan menyebutkan namanya.
“eh din, ngomong-ngomong kamu sudah punya pacar belum?”Tanya ria
“enggak ada kok” jawab dinda
“tapi yang dikagumi ada kan?” canda tata
“kalau itu sih ada hehehe”. Ujar dinda
“siapa-siapa, cerita dong!” kata ria memaksa
“enggak ah, nanti-nanti aja, nanti didengar orangnya heheh”. Seru dinda
“orangnya ada disini ya heheh?” canda Ratna
“hmm baiklah”kata ria
Keesokan harinya, pada saat upacara bendera, kelas yang bertugas adalah kelas Sembilan tujuh. Dan sebagai pemimpin upacaranya ternyata Dika Prasetyo, yang dinda sukai. Selagi upacara berlangsung , ria yang berada di sebelah Dinda bertanya sesuatu. “din, itu yang jadi pemimpin, kamu tahu gak namanya?”Tanya ria
“memangnya kenapa din?” Tanya dinda dengan bingung
“dia anak nya pintar ya, dia yang juara umum tiga kan? Pas bagi rapor kemarin” jawab ria sambil senyum-senyum
“iya, namanya dika prasetyo”jawab dinda dengan wajah kesal
Selesai upacara kedua nya masuk ke kelas dan melanjutkan pelajaran yang telah di mulai. Ternyata kekaguman ria pada Dika semakin jadi, dia malah sering menceritakan perasan nya itu pada sahabatnya yang lain, dan hal itu semakin membuat dinda kesal. Itu berarti menurutnya akan ada saingan untuk mendekati dika, dan itu adalah sahabatnya sendiri. Dan dinda pun berfikir, kalau dika tidak akan pernah tahu perasaan dinda padanya jika dia tidak pernah mengungkapkan perasaan itu, dan mungkin akan di dului oleh ria, sahabatnya.
Beberapa bulan kemudian disekolah, Ketika bel istirahat berbunyi, Dinda pergi kekantin sendirian, disana dia bertemu dengan sahabatnya yaitu Rika, “din, kamu tau gak, kalau dika jadian sama Ria, dia sekelas kan sama kamu?” kata rika
“yang benar ka?” Tanya dinda dengan serius
“iya din, akhirnya ya si Dika dapat pacar juga hhee, dan pacarnya itu beruntung banget dapat cowok pintar kayak dia” ujar rika
Dinda pun semakin kesal mendengar hal itu, namun dia tetap tidak menunjukan hal itu di depan sahabatnya. Karena mereka juga tidak tahu kalau selama ini dinda menyukai dika. Ternyata Ria dan dika semakin dekat ketika mereka mengikuti study tour ke jogja beberapa waktu yang lalu. Yang pada saat itu dinda tidak ikut karena sakit. Setelah mendengar hal itu dinda menjadi sedih dan menyesal, dia mengatakan dalam hatinya  apakah ini akibatnya kalau hal itu tidak di ungkapkan, dan hanya di pendam saja.
Seiring dengan waktu, dan masa SMP pun berakhir, Dinda mulai bisa sedikit melupakan perasaannya itu pada dika, meskipun kadang – kadang dia teringat kembali, apabila ada saat – saat di mana dia dan dika sering bersama. Dan di karenakan sekolah mereka sekarang yang berbeda dinda juga semakin jauh tidak berhubungan kembali dengan dika. Dan menganggap dika sebagai sahabat saja, dan juga sahabatnya  yang bernama Ria, sekarang masih berhubungan baik dengannya, dan iya tidak pernah membahas tentang dika lagi apabila mereka berdua bertemu. Karena menurut dinda ria bukan lah merebut dika darinya, hal itu karena ria tidak mengetahui sebelumnya kalau dinda ada perasaan yang lebih terhadap dika. Jadi ria tidak mesti di musuhi ataupun di jauhi.


No comments:

Post a Comment