CINTA
YANG TERPENDAM
Hari ini Senin yang begitu melelahkan, namun langkah kaki
dinda tetap melangkah menuju ke Sekolahan. Keramaian terdengar dari sebuah
ruang kelas, para siswa saling berbagi cerita mengenai libur panjangnya
kemarin. Sesampainya diruang kelas, Rika, Ayu, dan Eka menghampiri dinda .
“Hei din, gimana liburan
kamu kemarin?”Tanya ayu
“Enggak begitu
mengesankan kok, aku lebih banyak dirumah”kata Dinda
Ketika mereka
bercakap-cakap, bel masuk pun berbunyi. Para siswa mulai memasuki kelas.
Beberapa saat kemudian, bu Eka, guru kesenian itu pun masuk ke kelas untuk
mengajar.
“Anak-anak, hari ini
ibu akan membagi beberapa kelompok untuk tugas MID kalian, yaitu membuat
prakarya dari barang-barang bekas”.ujar bu Eka
Setelah membagi
tiap-tiap kelompok, ternyata dinda dan ketiga sahabatnya itu satu kelompok yang
terdiri dari enam orang diantaranya dua orang laki-laki. Wajah dinda pun
tiba-tiba memerah, ternyata selama ini dia menyimpan perasaan yang lebih terhadap
salah satu teman laki-laki di kelompoknya itu, yang bernama Dika. Dan hal itu
pun ,tidak pernah iya ceritakan pada ketiga sahabatnya.
Ketika jam pelajaran pertama berakhir, sesaat kemudian
Dika pun menghampiri Dinda untuk menanyakan sesuatu. “din gimana tugas kelompok
kita ini, kita mau kerja kelompok dirumah siapa?”.
Perasaan Dinda pun
semakin tidak karuan, sehingga dia menjawab sampai terbata-bata.”hmmm gimana
kalau dirumah Bayu saja, dia kan sedang tinggal sendiri minggu ini, karena
orang tua nya sedang pergi keluar kota. Jadi kita tidak akan merepotkan orang
lain juga”.
“iya-iya kami setuju
din”.seru teman-temanya yang lain
“baiklah, waktunya hari
minggu ya teman-teman” kata dika
Waktu pun berlalu
dengan cepat, hari minggu itu pun tiba. Dinda bersiap-siap untuk pergi kerumah
Bayu untuk kerja kelompok disana. Setibanya dirumah Bayu, Dinda melihat Bayu
sedang asik berbincang-bincang dengan Dika. Ternyata Dika sudah lebih dulu
sampai di rumah Bayu.
“Assalamuallaikum” ucap
dinda
“walaikumsallam” balas
bayu dan dika
Dinda pun dipersilahkan
masuk oleh Bayu, dan Dinda duduk berdepanan dengan Dika, Dinda tidak berani
menatap kearah Dika, jadi dia lebih banyak menunduk pada saat itu. Dia mulai
menyukai Dika sejak awal pertama mereka bertemu di kelas tujuh. Awalnya Dinda
hanya sekedar mengagumi Dika, karena dia suka dengan kepribadian atau pun sikap
Dika yang ramah, pintar dan juga baik. Namun seiringnya waktu Dinda merasakan
bahwa ada perasaan yang lebih terhadap Dika. Namun hal itu tidak pernah dia
ungkapkan, karena menurutnya yang lebih pantas mengungkapkan lebih dulu itu
adalah laki-laki.
Ditengah lamunnya, Dika mengagetkan Dinda “hei Din, diam
aja kamu?”
Dinda tersenyum “hehehe
maaf-maaf dik”. Beberapa saat kemudian, teman-temannya yang lain pun datang.
“Assalamuallaikum”sahut teman-temannya
“walaikumsallam,
silahkan masuk teman-teman”ujar bayu
Setelah semuanya
datang, mereka pun mengerjakan tugas mereka itu.
Dua minggu kemudian, disekolah para siswa sedang
mengikuti ulangan semester genap. Ruang kelas terasa sunyi, karena para siswa
sedang fokus dalam menjawab soal tersebut. Waktu pukul Sembilan pun berbunyi, pertanda
ulangan pertama telah berakhir, semua siswa beristirahat keluar, ada yang pergi
kekantin, ada yang berbincang-bincang dan ada pula yang hanya di dalam kelas.
Suasana yang sunyi tadi telah berubah menjadi keramaian.
Selagi membereskan peralatan tulisnya, Dinda dan
sahabatnya berbincang-bincang di dalam kelas. “ eh teman-teman ,sebentar lagi
kita akan naik ke kelas Sembilan nih,
dan ada kemungkinan kita akan beda kelas nantinya”ujar Ayu
“iya yah, sedih banget
kalau harus berpisah dengan kalian, meski pun itu hanya pisah kelas aja, tapi
akan jarang bersama”. Kata dinda
“sudah-sudah, yang
penting kita tetap bersahabat kok, yok kita ke kantin!” sahut rika
Keesokan harinya,ulangan pun berlangsung dengan lancer,
sampai dengan ulangan terakhir. Dan tiba waktunya ,saat-saat menegangkan bagi
para siswa , yaitu hari pembagian rapor yang di laksanakan pada hari sabtu.
Sebelum masuk ke acara inti, diawali dahulu dengan pidato kepala sekolah, yaitu
bapak Murti. Kemudian barulah pengumuman Juara umum dari kelas tujuh sampai
kelas Sembilan. Dan ternyata Dika menjadi juara umum ketiga, semua teman-teman
sekelasnya mengucapkan selamat padanya, namun dinda yang pemalu itu, tidak
berani untuk mengucapkan hal itu.
Setelah pembagian rapor, para siswa mendapat liburan
selama tiga minggu, hal itu pun menambah keceriaan mereka. Dinda akan
menghabiskan waktu liburannya di Bandung ,tempat neneknya.dan Dika akan mengunjungi
kakaknya yang bersekolah di Semarang. Sepulang sekolah, di parkiran Dinda
bertemu dengan Dika “din, kamu dapat peringkat berapa tadi?” ujar dika
“aku dapat peringkat
empat dik” jawab dinda
“selamat ya din,
pertahankan ya” ucap dika
Dinda pun tersenyum dan
dia pun memberanikan untuk mengucapakan selamat kepada Dika “kamu juga selamat
ya dik, kamu hebat banget, semoga kamu tetap bisa seperti ini terus ya”.
“maksud kamu din?”
sahut dika dengan wajah bingung
“hmmm enggak apa-apa
kok dik, ya sudah ya, aku pulang dulu ya” kata dinda. Sambil salah tingkah
karena ucapan nya itu.
Tiga minggu pun berlalu, para siswa masuk kembali ke
sekolah , seperti tahun-tahun yang lalu tiap tahun ajaran baru, para siswa akan
di atur lagi kelas-kelasnya, jadi mereka akan ada yang tidak satu kelas lagi
dengan teman-teman lamanya di kelas sebelumnya. Dan ternyata , Dinda masuk di
kelas Sembilan tiga dan dia masih satu kelas dengan Eka, namun harus berpisah
dengan Rika dan Ayu.serta berbeda kelas
pula dengan Dika. Dikelas barunya itu, Dinda juga mendapat sahabat baru, yang
bernama Ria, Ratna dan Tata.
Semenjak
kelas Sembilan, Dinda jadi jarang bertemu dengan Dika, dikarenakan kelas mereka
yang berjahuan dan juga Karen a ketidakberanian Dinda yang jadi penghalang.
Namun di kelas ini dinda lebih berani bercerita tentang Dika dengan sahabat
barunya itu, namun tidak dengan menyebutkan namanya.
“eh din,
ngomong-ngomong kamu sudah punya pacar belum?”Tanya ria
“enggak ada kok” jawab
dinda
“tapi yang dikagumi ada
kan?” canda tata
“kalau itu sih ada
hehehe”. Ujar dinda
“siapa-siapa, cerita
dong!” kata ria memaksa
“enggak ah, nanti-nanti
aja, nanti didengar orangnya heheh”. Seru dinda
“orangnya ada disini ya
heheh?” canda Ratna
“hmm baiklah”kata ria
Keesokan harinya, pada
saat upacara bendera, kelas yang bertugas adalah kelas Sembilan tujuh. Dan
sebagai pemimpin upacaranya ternyata Dika Prasetyo, yang dinda sukai. Selagi
upacara berlangsung , ria yang berada di sebelah Dinda bertanya sesuatu. “din,
itu yang jadi pemimpin, kamu tahu gak namanya?”Tanya ria
“memangnya kenapa din?”
Tanya dinda dengan bingung
“dia anak nya pintar
ya, dia yang juara umum tiga kan? Pas bagi rapor kemarin” jawab ria sambil
senyum-senyum
“iya, namanya dika
prasetyo”jawab dinda dengan wajah kesal
Selesai
upacara kedua nya masuk ke kelas dan melanjutkan pelajaran yang telah di mulai.
Ternyata kekaguman ria pada Dika semakin jadi, dia malah sering menceritakan
perasan nya itu pada sahabatnya yang lain, dan hal itu semakin membuat dinda
kesal. Itu berarti menurutnya akan ada saingan untuk mendekati dika, dan itu
adalah sahabatnya sendiri. Dan dinda pun berfikir, kalau dika tidak akan pernah
tahu perasaan dinda padanya jika dia tidak pernah mengungkapkan perasaan itu,
dan mungkin akan di dului oleh ria, sahabatnya.
Beberapa
bulan kemudian disekolah, Ketika bel istirahat berbunyi, Dinda pergi kekantin
sendirian, disana dia bertemu dengan sahabatnya yaitu Rika, “din, kamu tau gak,
kalau dika jadian sama Ria, dia sekelas kan sama kamu?” kata rika
“yang benar ka?” Tanya
dinda dengan serius
“iya din, akhirnya ya
si Dika dapat pacar juga hhee, dan pacarnya itu beruntung banget dapat cowok
pintar kayak dia” ujar rika
Dinda
pun semakin kesal mendengar hal itu, namun dia tetap tidak menunjukan hal itu
di depan sahabatnya. Karena mereka juga tidak tahu kalau selama ini dinda
menyukai dika. Ternyata Ria dan dika semakin dekat ketika mereka mengikuti
study tour ke jogja beberapa waktu yang lalu. Yang pada saat itu dinda tidak
ikut karena sakit. Setelah mendengar hal itu dinda menjadi sedih dan menyesal,
dia mengatakan dalam hatinya apakah ini
akibatnya kalau hal itu tidak di ungkapkan, dan hanya di pendam saja.
Seiring
dengan waktu, dan masa SMP pun berakhir, Dinda mulai bisa sedikit melupakan
perasaannya itu pada dika, meskipun kadang – kadang dia teringat kembali,
apabila ada saat – saat di mana dia dan dika sering bersama. Dan di karenakan
sekolah mereka sekarang yang berbeda dinda juga semakin jauh tidak berhubungan
kembali dengan dika. Dan menganggap dika sebagai sahabat saja, dan juga
sahabatnya yang bernama Ria, sekarang
masih berhubungan baik dengannya, dan iya tidak pernah membahas tentang dika
lagi apabila mereka berdua bertemu. Karena menurut dinda ria bukan lah merebut
dika darinya, hal itu karena ria tidak mengetahui sebelumnya kalau dinda ada
perasaan yang lebih terhadap dika. Jadi ria tidak mesti di musuhi ataupun di
jauhi.
No comments:
Post a Comment