PUPUS
Derasnya hujan menghantam tanah tidak dapat menghentikan langkah-langkah siswa SMA Capung. Iko panggilan akrab teman-temannya dan salah satu siswa sekolah tersebut berlari cepat menuju sekolahnya. Bak dikejar 10 ekor anjing, ia berlari begitu cepatnya.
Tetapi walau ia telah lari sekencang-kencangnya baju, celana dan sepatunya masih basah sedangkan tasnya dipeluknya agar tidak basah terkena air hujan. Iko kedinginan dan bodohnya lagi ia lupa pelajaran hari itu, ia mengira hari itu ada pelajaran olahraga, dengan yakin ia membawa seragam olahraga. Tetapi hari itu tidak ada pelajaran
olahraga.
Ia menuju ruang kelasnya berharap ada orang yang membawa baju olahraga atau yang lainnya. Tetapi, sebelum ia sampai di ruang kelasnya, Rini, temannya dari kecil, mereka lahir di rumah sakit yang sama, tanggal, hari, bulan tahun bahkan jam yang sama dan TK,SD,SMP,SMA pun sekolahnya sama.
“ini iko jaketku dengan celana olahraga sekelasku,ganti gih sana”
“lah,emang orang kayak aku mudah mendapatkan rezeki” dengan nada sombong iko berbicara
“hehehe….lucu sekali kamu Ikoooooo,ini ambil nanti kamu masuk angin”
“oke-oke,terima kasih kembaranku”
Setelah selesai mengganti kostumnya,bakat terpendam iko yaitu lari melebihi manusia tercepat di dunia keluar ia menuju kelasnya yang ternyata ada guru
“asalamualaikum wr.wb.”
“walaikumsalam wr.wb”
"pak ini ada masjid yang sedang di renovasi dimohon sumbanganya seikhlasnya” ujar iko sambil bercanda
“HEI SEMPROLL!!! Kamu itu kesini mau belajar bukan jual-jual atau minta sumbangan-sumbangan itu” jawaban sang guru yang kesal sambil memukul bahu iko pake buku
“hahahahaha….” Teman sekelasnya iko tertawa melihat tingkah iko dan pak guru.
“pak maaf saya telat tadi saya kehujanan”
“lah salah sendiri kenapa kesiangan kalo gak kesiangan gak akan kehujanan seperti teman-teman kamu, sekarang seperti biasa kebiasaan kita jika telat dihukum berdiri di depan kelas”
Iko berdiri di depan kelas lalu wanita yang ia taksir dari kelas 1 sma melintas di hadapannya. Betapa malunya iko disana ketika sosok mata cantik yang mempesonanya 3 tahun belakangan ini.
Sepulang sekolah Iko pergi dengan Rini untuk mengerjakan tugas bersama-sma. Mereka sama-sama pintar tetapi, kekurangan lelaki yaitu kurang teliti. Jadi, kadang nilai iko lebih kecil dari Rini.
Sesampainya di rumah Rini menyuruh Iko untuk duduk di tempat mereka biasa membuat tugas. Rini menyiapkan air minum dan makanan untuk mereka.
“Rini aku seperti biasa yah” pesan Iko
“Oke,gulanya sesendok ajakan ko?”
“iya kayak biasa aja “
Setelah Rini menaruh minuman dan makanan diatas meja iko langsung menanyakan tentang tugasnya .
Jam dinding menujukan pukul 4 sore.tugas mereka sudah selesai. Saat Rini membereskan teh mereka, tanpa sengaja sendok tehnya jatuh ketanah lalu Rini mengambilnya tetapi, betapa terkejutnya Iko juga mengambil sendok itu dan tangan mereka berdua berpegangan lalu mata mereka saling menatap. Dengan refleks ala film Matrix tangan mereka berdua melipat kembali.
“heii…sorry gak sengaja rin” kata Iko
“iya gak apa-apa ko ,eh pulanglah sana udah sore ini”
“iya tapi sebentar mau gak lo rin makan pisang bakar yang di depan sana sambil jalan-jalan” ajakan iko ke Rini
“emmm….gimana yah, ayo tapi bentar yah ganti baju dulu”
“oke”
Setelah semuanya selesai mereka bereskan ruangan tersebut dan pergi ke luar. Saat mereka diatas motor mereka seperti pasangan kekasih. Rini nyaman dan iko juga nyaman saat mereka ngobrol berdua seperti itu.
Sebenernya Rini sudah sejak lama menyimpan rasa suka ke Iko tetapi, Rini tidak mau mengunkapkannya. Iko yang dari tadi kelaparan segera memesan pisang bakarnya dan mencari tempat yang enak untuk mereka duduk dan pepohonan di depan danau yang dikelilingi bunga-bunga yang menjadi pilihan Iko
Disana muka Rini menjadi cemberut berubah menjadi layu seperti bunga yang baru mekar cantik kemudian di perik. Mengapa tidak? Orang yang dicintai Rini menceritakan orang lain yang ia cinta. Disana hati Rini seperti kaca tipis yang dihinggapi lalat, retak dan hancur berkeping-keping.
Semuanya sudah Iko ceritakan ke Rini dan Rini hanya tersenyum saja. Lalu iko mengajak Rini pulang tetapi saat mereka ingin pulang tiba-tiba Rini tejatuh sendiri dan itu membuat Iko kaget
“Rini ada apa dengan kamu?” Tanya Iko dengan panik
“haaaa…gak ada apa-apa ko Cuma pusing doang,soalnya tadi gak makan nasi kali” kata Rini sambil memegang kepalanya
“ya udah kalo gitu ayo kita pulang”
Setelah selesai mengatar Rini,Iko pun pulang ke rumahnya
Semalamnya Iko memikirkan bagaimana caranya menembak agnes pujaan hatinya. Berbagai cara ia pikirkan dan akhirnya ia mendapatkan caranya yaitu dengan menggunakan bunga-bunga dan menggunakan trik untuk mendapatkan agnes. Setelah selesai dipikirkan semuanya Iko pun lanjut tidur.
Setelah pulang sekolah Iko langsung ke toko bunga. Toko bunganya berada di sebelah rumah sakit yang terkenal di kota tersebut. Disana ia banyak membeli bunga untuk besok. Terkejutlah Iko saat melihat temannya yaitu Rini keluar dari rumah sakit itu.Iko penasaran ada apa dengan Rini tetapi, iko pikir Rini hanya memeriksakan dirinya saja.
Malam sebelum menembak agnes Iko berpikir lagi cara untuk menembaknya. Iko berencana untuk menembak agnes setelah pulang sekolah yaitu setelah ia keluar dari kelas iko langsung mengajak agnes ke tengah lapangan basket dan menyatakan cinta disana. Dengan rasa percaya diri Iko berpikir ia akan diterima dan mendapatkan agnes,tetapi,tunggu saja besok semuanya akan di jawab.
Keesokannya hari yang dinanti-nanti Iko saat ia mengungkapkan cintanya. Setelah bel pulang Iko langsung ke kelasnya Agnes dan ia mengajaknya ke lapangan basket. Agnes terheran-heran kenapa iko mengajaknya kesana. Setelah sampai disana Agnes terkejut saat Iko mengungkapkan cintanya.
“Agnes aku udah lama suka sama kamu, dengan bunga ini aku mau mengungkapkan cintaku. Mauhkah kamu menjadi pacarku ?” dengan rasa percaya diri Iko mengatakannya
“kamu yakin ko ?” Tanya agnes
“iya aku yakin banget “
“maaf ko, aku gak mau pacaran sama kamu bukan berarti aku tidak suka sama kamu tetapi, aku mau fokus dulu sama sekolahku bentar lagi mau ujian” tolak Agnes
Disana hati Iko terasa sakit. Semuanya tidak berjalan dengan sebagaimana pendapat Iko, disana Iko terdiam dan kaku bunga yang tadi ada di tangannya jatuh dan Agnes meninggalkannya di lapangan basket.
Lalu datanglah Rini yang dari tadi sudah mengikuti mereka dan melihat mereka. Rini mengambil bunga itu lalu menaruh lagi ke tangan Iko sambil mengatakan
“Iko kamu jangan seperti ini, aku mau jujur ke kamu, kalo aku sudah lama suka dengan kamu, dan aku mau kamu lebih dari sahabatku menjadi orang yang special di hatiku”
Iko yang hanya diam dan kaku pergi meninggalkan Rini setelah menjatuhkan bunga yang diambil oleh Rini tadi. Rini hanya berdiri di tengah lapangan basket dan terdiam seperti Iko yang ditolak oleh Agnes.
Iko bukan tidak mencintai Agnes, hanya saja persahabatan yang sudah dibina sejak kecil menguburkan rasa itu dan membuat Iko lebih nyaman bila bersahabat dengan Rini. Sahabat yang tak berujung, yang tidak mengenal istilah selingkuh, cemburu atau putus.
Sehari setelah itu Rini tidak masuk sekolah dan Iko tidak tahu tentang itu dan dia hanya diam di kelas sejak bel masuk sekolah hingga bel pulang sekolah. Saat Iko ke parkiran ia dihampiri oleh teman sekelasnya Rini.
“Iko?” Ujar suara dari belakang Iko
“apa?”
“jutek bener…kamu lihat Rini gak dia gak masuk sekolah hari ini?”
“iya apa? Kok bisa?” terkejutnya si iko mendegarkan kabar itu
“lah aku kan nanya kamu Iko, jadi kamu juga gak tau yah, ya udah aku dluan yah”
“sip, iya”
Iko terpikir-pikir terus tentang sikapnya kemarin ke Rini, ia merasa bersalah atas sikapnya kemarin. Iko pergi ke rumah Rini betapa terkejutnya ternyata di rumah Rini tidak ada orang dan itu membuat Iko bertanya-tanya.
Semalaman Iko berpikir ada apa dengan Rini. Iko merasa bersalah atas sikapnya kepada RIni dan ia mau memperbaikinya tetapi sekarang ia tidak tahu bagaimana kabarnya Rini.
Sudah 3 hari ini Rini tidak masuk sekolah dan Iko semakin cemas ada apa dengan Rini. Iko terus mencari kabar tentang keberadaan Rini dan keluarganya. Sepulang sekolah Iko mendapatkan sms dari orang tuanya Rini bahwan Rini ada di rumah sakit. Lalu dengan cepat Iko pergi ke rumah sakit.
Betapa terkejutnya Iko saat melihat tali inpus melekat pada tangan Rini. Iko menanyakan kepada ibunya Rini apa yg terjadi kepada Rini dan dijelaskan bahwa Rini mengidap kanker stadium 4. Ia merahasikannya ke siapapun. Sejak pulang dari sekolah sekitar 4 hari yang lalu Rini secara tiba-tiba pingsan di rumahnya. Setelah di cek ternyata benar Rini posotif mengidap kanker darah stadium 4, mereka membawa Rini ke singapura tetapi hasilnya nol. Rini tak bisa diobati lagi vonis dokter nyawanya kurang lebih 1 minggu. Dan Iko pun tidak tahu akan hal tersebut.
Kenyataan yang lebih mirip kisah sinetron stripping dan terlampau sulit diterima oleh hati. Entah harus menerima dengan lapang dada layaknya aktor yang dibayar untuk memerankan sebuah peran seorang kapal yang ditinggal nahkoda. Atau berontak? Menyangkal bahwa skenario itu nyata.
Iko masih shocked dan belum bisa menerima bahwa yang terbaring lemah di depannya benar-benar Rini, sahabatnya.
Tiba-tiba alat pendektesi jantung berbunyi kencang keluarga yang berada di dalam ruangan tersebut panik. Iko yang dari tadi memegang tangan Rini menjadi cemas akan apa yang akan terjadi. Iko begitu kuat memegang tangannya dan bibir yang dulu kaku ketika mendengar kata cinta dari gadis yang terbujur lemas ini, hanya mampu mengucapkan bahwa ia juga mencintai Rini sejak mereka kecil. Namun semuanya terlambat tangan yang tadi hangat dan masih bisa merespon pegangan Iko berubah menjadi dingin. Mata yang dulu menatap dengan lembut telah ditutup oleh dokter. Denyut-denyut nadi terakhir menjadi irama perpisahan.
Rini sudah tidak ada. Iko hanya bisa meratapi kesalahan terakhirnya kepada Rini. Ia menyesal telah melakukan itu kepada Rini. Sekarang ia ditinggal untuk selama-lamanya oleh Rini. Layaknya merpati yang pupus cintanya, terbang menghilang berteman sunyi tanpa janji akan kembali.
Selesai
No comments:
Post a Comment