Cinta Bersemi Dalam Nada Gitar
Di musim hujan, cuaca seperti ini
tidak pernah mendukung untuk beraktivitas di luar rumah. Seorang gadis yang
baru menginjak di sekolah menengah atas sedang duduk di pinggir jendela. Dia
duduk termangu sambil menatap air hujan dan mencoba menikmati aroma air hujan.
Tak ada aroma apapun selain bau tanah yang lembab karena rintikan hujan. Ya
ternyata benar sekali seperti apa yang di ceritakan dalam novel yang pewrnah
dibacanya. Hujan tak pernah mengeluarkan aroma namun memberikan kesejukan dan
kenikmatan untuk seluruh mahluk hidup di bumi ini.
Huuuh…. Semakin lama disini semakin
dingin,
dia pergi menuju ruang belajar. Lembaran kertas putih ini mungkin bias menghilangkan rasa bosan, klemudian dia membuat sebuah ukiran nama seseorang di kertas itu. Tidak tahu kenapa hanya nama lelaki itu yang terbersit di benaknya. Dia melukiskan nama Rian, teman akrabnya waktu SMP. Di saat melihat nama itu dia teringat kembali masa-masa di saat perpisahan sekolah menengah pertama, dia dan rian membacakan puisi bersama di atas panggung perpisahan itu.
dia pergi menuju ruang belajar. Lembaran kertas putih ini mungkin bias menghilangkan rasa bosan, klemudian dia membuat sebuah ukiran nama seseorang di kertas itu. Tidak tahu kenapa hanya nama lelaki itu yang terbersit di benaknya. Dia melukiskan nama Rian, teman akrabnya waktu SMP. Di saat melihat nama itu dia teringat kembali masa-masa di saat perpisahan sekolah menengah pertama, dia dan rian membacakan puisi bersama di atas panggung perpisahan itu.
Keesokan harinya, pagi yang cerah
matahari terbit dari timur dengan sinarnya yang terang. Ini awal yang baik
untuk beraktivitas, Dira dan temannya Nila berangkat ke sekolah. Kedua teman
ini sudah seperti sahabat, bias terlihat seringnya mereka bersama. Setiap ada
tugas sekolah mereka selalu mengerjakan bersama.
Sepulang sekolah Dira pergi bermain
ke rumah Nila yang tidak jauh dari rumahnya. Cerita mereka semakin menarik,
apalagi yang mereka bahas itu tentang cinta. Nila bercerita bahwa di SMA ini
dia mengagumi seseorang cowok, tepatnya kakak kelas kami. Wah… yang dikagumi
temanya ini memang pantas untuk di kagumi, karena cowok itu termasuk salah satu
orang yang berprestasi di SMA ini. Karena sangat mengagumi cowok itu nila
selalu memuji-mujinya.
“
Hey Dira sekarang giliran kamu ayo cerita.’ Seru Nila. Emm…. Aku tidak punya
cerita yang menarik. Tidak mungkin, kamu pasti pernahkan mengagumi dan
mencintai seseorang, iya kan “ Tanya Nila.” Walaupun berat untuk di ceritaka,
akhirnya dira bercerita padanya. Dia pernah mengagumi temannya di SMP namanya
Rian, dia adalah seorang cowok yang ramah dan sikapnya yang eksotis membuat
cewek-cewek kagum padanya. Sambil membayangkan wajah rian, Dira tidak sadar
kalau dia sudah bercerita banya tentang rian kepada nila sahabatnya.
Hari berganti hari, kedua sahabat
ini semakin dekat. Seperti biasanya mereka bermain bersama di rumah nila,
tiba-tiba temannya itu bertanya kepada dira. Dir, kenapa sih kamu suka sama
rian ?, emm…. Orangnya sih tidak tampan, tetapi sikap dan caranya bicara itu
ramah dan sopan. Karena kepribadiannya itulah dia mengagumi Rian. Oh… ternyata
seperti itu, em boleh liat nama facebook rian tidak ? Nila penasaran
dengancowok itu, sekalian minta no hp nya rian ya dir ?, siapa tau bias bantuin
kamu untuk mendapatkan rian. Sikap nila benar-benar meyakinkan akhirnya dira
tergoda dengan kata-kata manis nila…owh….owh…. ini awal yang tidak baik.
Detik, menit, jam dan beberapa hari
berlalu, di sebuah warnet nila dan dira sedang mencari tugas sekolah. Huemmm…..
bosan ni dari tadi mandangi tulisan dan penjelasannya banyak sekali, mending
buka facebook. Dira membuka facebook dan memperlihatkan foto-foto rian kepada nila.
Biasa aja ni cowok “ ucap nila “. Ya sih tapi kalau sudah mengenal dia kamu
pasti akan mengaguminya. “ jawab dira ‘
Aduh dira buat apa sih kamu mengagumi orang seperti dia, mending kamu
sama temanku saja namanya heri. Apa lo bilang ? lupain…. Tidak salah tu, kalau
bicara emang mudah tapi kenyataannya tidak seperti itu. Tidak mungkin
melupakannya, dia itu seperti cinta pertama yang selalu mengikat hatiku, “
tegas Dira “ Nila pun terdiam tanpa berbicara sedikitpun.
Suatu malam, Dira membuka jendela
dan duduk di dekat jendela itu. Wah…. Bintang di mala mini banyak sekali…. Dia
tersenyum bahagia, karena baginya melihat bintang sama seperti bersama rian.
Malam semakin larut, udarapun semakin dingin. Sebaiknya jendela ini ditutup,
kemudian dia pergi ke tempat tidurnya. Berbaring di tempat tidur, oh… ya nila
kan pernah bilang kalau dia mau bantuin dira untuk lebih dekat sama rian.
Tapi…. Kenapa sampai sekarang tidak ada pemberitahuan sama sekali, atau….
Astaga, pikiran ini tidak boleh negative. Dira mencoba berpikir positif tentang
sahabatnya itu.
Hari minggu, nila berkunjung ke
rumah Dira, wah…. Jambunya banyak sekali, dir. Ambil saja kalau kamu mau ‘ ucap
Dira ‘. Ok…. Dech, sekalian kita bikin rujak ya ? siiip. ‘ jawab Dira.” Beberapa menit kemudian, oh ya nila pinjam
hp kamu dulu kita update status “ makan rujak bersama nila”. Ide yang bagus tu,
tapi kamu saja yang buatnya (Hp nila tertinggal di rumahnya). Sehabis itu dira
bermain bersama nila di rumahnya. Nila terlihat sibuk sekali dengan hp nya,
tanpa disengaja dira melihat nama rian di kontak telepon temannya itu. Tidak
mungkin, tanpa ragu0ragu dira meminjam hp nila. Beberapa saat kemudian,
ekspresi wajah dira langsung berubah menjadi datar. Seakan –akan petir
menyambar hatinya, duri-duripun tertancap di hatinya. Inikah namanya sahabat,
berani menusuk dari belakang. Hatinya perih. Dia hanya bias terdiam. Kenapa dir
? ‘ ucap nila seakan –aka tidak tahu”. Tidak ada apa-apa “ jawab dira’, tetapi
apa ya artinya pagar makan tanaman ? pelajaran di sekolah membahas tentang itu
( Dira menyinggung secara halus). Oh ya, sudah sore ni sebaiknya pulang ke
rumah ‘ ucap Dira” (meninggalkan rumah nila dengan hati yang sedih).
Di rumah, dira sangat merasa lapar
seperti inilah yang dirasakan di saat sedih. Pikirannya diselimuti rasa benci
terhadap sahabatnya itu. Ya…. Siapa yang tidak sakit jika dihianati oleh
sahabat sendiri. Setelah mie instan siap tersaji, dira mengamati mie yang ada
di dalam mangkuk kecil itu. Dia berpikir apa yang harus dilakukannya, walaupun
sakit hati dia menyempatkan diri untuk mengucapkan selamat makan kepada
sahabatnya (Sms terakhir). Kring…kring…. Handpone dira berbunyi, huuh…. Baru
saja mau makan siapa sih yang nelpon. (Nila) kenapa dia menelpon ? Dir maaf ya, tidak ada maksud untuk
menghianatimu. Maksudnya apa nil ? “ pura-pura bingung”. Ya maksud dari sms
kamu selamat makan, tidak mungkin seorang teman makan teman sendiri. Huuu
licik, sudah jelas dia berkhianat, padahal bukan itu yang dimaksud (ucap dira
dalam hati). Kamu salah paham nila, dira memang sedang menyantap mie goring
buatannya sendiri. Dari kejadian ini, semakin jelas terasa kalau nila secara
diam-diam mendekati rian. Tapi siapa yang salah ? Rian…. Tidak mungkin, dira sudah tahu kalau
rian tidak sepwerti itu. Faktanya rian mau berteman dengan nila karena nila
sahabat adiknya Dira.
Semenjak kejadian itu, dira
menhindar dari rian padahal sebelum kejadian ini mereka berdua sangat dekat
seperti kakak-adik. Namun, sapaan itu tinggalah kenangan nila pun merasa
bersalah dia mencoba jujur dengan dira tetapi tidak pernah diungkapkannya. Nila
selalu menutup-nutupi hal yang trjadi diantara mereka. Karena merasa terhianati
dira pun bercerita dengan temanya ica dan lisa. Dia menceritakan semua apa yang
terjadi diantara sahabatnya nila dan dia. Dua respon yang berbeda “ ica
berbicara “ ya ampun dira kenapa jug aloe certain cowok yang kamu suka kepada
nila. Ica pun pernah dikhianati oleh nila. Nila itu orangnya pandai bermain
kata, ucapan dan hatinya itu berbeda.
Ha…. Dira terkejut apa benar seperti itu ? kenapa kamu tidak cerita ?.
sebenarnya pengalaman seperti itu ingin ku ceritakan padamu tetapi nila itu
sahabatmu. Nanti kamu kira berbohong jelas ica.
Sudahlan
ini semua sudah terjadi, kamu tidak perlu membencinya. Hal paling benar adalah
kamu harus membalasnya dengan kebaikan. Kalau kamu membalasnya dengan kebencian
apa bedanya kamu dengan dia, tetapi kalau kamu selalu berbuat baik walaupun dia
seperti itu. Dia pasti akan sadar dan merasa bersalah “ nasehat lisa”. Benar
juga kata lisa ada baiknya mengikuti saran darinya “ ucap dira dalam hati”.
Setiap bertemu nila, dira selalu
bersikap baik seperti tidak terjadi apa-apa. Namun terkadang tanpa disenngaja
dira mengucapkan kata “ aku benci penghianat” di hadapan nila. Namanya juga
hati sabar itu ada batasnya. Dia mencoba berbagai aktivitas bersama nila dengan
tujuan bias melupakan penghianatan itu, karena walau bagaiman apun nila sudah
seperti saudaranya sendiri. Tidak mungkin membenci saudara sendiri, walau
bagaimana pun dia sahabat yang pernah mewarnai hari-hari ini. Dira mencoba
melupakan kejadian itu dan menghapuskan rasa sakit hatinya, namun tidak bias
sakit itu sudah terlanjur seperti kertas yang di remuk walaupun di perbaiki
bekas remukan itu akan meninggalkan bekas.
Setahun berlalu, dira dan nila tidak
lagi bersama jurusan sekolah mereka pun berbeda. Masa lalu yang perih itu tidak
dapat di simpan di dalam hati sendirian. Dira mencoba berbagi pengalaman dengan
sahabat-sahabatnyayang baru di kelas XI ini. Sangat menarik, ternyata pengalama
di khianati ini mempertemukan dia dengan orang-orang yang berpengalaman hamper
sama sepertinya. Hinnga akhirnya, dira bahagia bersama teman-temannya yang
baru. Mereka berjanji tidak akan saling menghianati sesame sahabat. Ternyata
memang tidak mudah melupakan dan melewatkan orang yang sangat di cintai dari
lembaran-lembaran hari kita. “ ucap ara, rini,eca,dini dan dira secara
bersamaan”.
Setahun berlalu, secara berlahan
dira mencoba melupakan rian. Pagi hari, di sekolah semua murid kelas XII
terlihat bahagia. Suara merdu nada-nada music ikut menemani kegembiraan itu,
para anak cowok sedang asik bermain alat music. Dira sedang sibuk menulis tugas
sekolah yang lupa di kerjakannya, “hemz…. Ini malas namanya, bukan lupa
‘kata-kata itu terucap sendiri dari bibirnya”. Tapi tiba-tiba dia terdiam,
suara gitar yang merdu menarik perhatiannya. Suara gitar itu mengingatkan dia
kembali pada Rian, rian sangat mahir bermain gitar. Ya, harap maklum dan pantas
untuk di kagumi dia adala seorang gitaris band, walaupun belum terkenal tetapi
itu langkah awal yang baik. Dira pun tertarik, lebih tepatnya kagum terhadap
teman cowok sekelasnya itu.
Di dalam kelas Dira kadang melamun,
kenapa dia selalu tertarik dengan orang pandai bermain gitar. Tetapi bukan
berarti dia menyukai setiap cowokseperti itu, kepribadian dan cara bicaranya
yang sopan dan ramah serta bersahabat hal itulah yang menarik perhatiannya.
Hari berganti hari akhirnya pachara mampu membuat Dira berhasil melupakan Rian.
Rian tidak lagi menjadi idola dihatinya, mungkin karena sering bertemudengan
pachara teman satu sekolahannya itu. Dira merasa lebih baik, karena rian tidak
lagi membayangi pikirannya.
Dira bersama teman-temannya pergi ke
gedung olah raga untuk menyaksikan pertandingan bela diri antara temannya
dengan peserta bela diri lainnya. Udara di sini sangat panas sekali, tetapi
karena semangat untuk mendukung sahabatnya dira tidak begitu menghiraukan suhu
yang panas itu. Di saat menyaksikan pertandingan itu, tiba-tiba seorang cowok
lewat dihadapannya dan tersenyum manis. Dira sangat terkejut (jantungnya
berdebar-debar) itu Rian “ucapnya dalam hati”. Rian terus saja melambaikan
tangan kepada dira sambil tersenyum, Dira pun merespon baik. Tanpa di duga Rian
pun menghampiri Diri di atribun atas, hatinya pun semakin berdebar-debar. Dira
tidak bias berkata-kata lagi ketika Rian mengulurkan tangannya dihadapan
teman-teman yang lain. Seakan-akan nada-nada gitar terdengar kembali di
telinganya.
Setelah
kejadian itu Dira pun teringat kembali dengan masa lalunya. Namun, dia tidak
akan sakit hati untuk yang kedua kalinya. “huh, seandainya pertemuan itu tidak
pernah terjadi, ucap Dira. Mungkin kenangan di masa lalu tidak akan teringat
lagi, kini Dira merasa sedih. Untuk menghapuskan kesedihan ituia bernyanyi “
Melewatkanmu di lembaran hariku selalu terhenti di batas senyumanmua…..
nanana…… tak kan mudah bagiku
menghapuskanmu dari dalam benakku”, yaya….. kalian pasti tahu dengan lagu Adera
“Melewatkanmu”.
Dira pun tersadar untuk apa ia
mengingat dan berharap kepada orang yang tidak pernah tau tentang perasaannya
selama ini. Biarlah rasa itu pergi bersama nada-nada gitar dan senar yang telah
mulai rusak. Karena walaupun dipetik dan dimainkan dengan teknik yang bagus,
senar itu tak akan mengeluarkan nada yang indah dan merdu lagi. Sekarang Dira
bias tersenyum kembali dan lebih memilih memendam perasaannya kepada orang yang
dicintainya. Karena dia yakin waktulah yang akan mempertemukan dia dengan
cintanya.
No comments:
Post a Comment